Minggu, 19 Mei 2013

OUTWORD BOND


Pengantar


Berawal dari Dr Kurt Hahn, seorang pendidik Jerman yang menanggapi atas kebutuhan Lawrence Holt, seorang kepala Blue Funnel Shipping Line – sebuah perusahaan pelayaran negara Inggris. Masalah nya adalah, selama Perang Dunia II tepatnya Tahun 1941, pelaut – pelaut muda tidak mampu bertahan lama dibandingkan pelaut – pelaut yang lebih tua disaat mereka di sekoci setelah kapal mereka
ditenggelamkan oleh U-boat tentara Jerman. Hahn tahu sebabnya kenapa para pelaut tua lebih dapat bertahan karena mereka telah memiliki pengalaman cukup dalam berlayar dan mempunyai ketrampilan lebih sehingga mempunyai kepercayaan diri dan kemampuan luar biasa dalam menghadapi sebuah tantangan dan masalah.

Awalnya dikenal dengan nama Outward Bound, dilakukan di Aberdovey, Wales dengan laut sebagai lokasi utamanya, termasuk ekspedisi darat. Para pelaut muda dan pemuda lainnya dari seluruh Inggris dikirim ke pelatihan Outward Bound selama 26 hari. Outward Bound merupakan kesempatan baru bagi Hahn untuk bereksperimen dengan ide – idenya tentang pendidikan secara intensif melalui modul program yang diberi nama “ Shot In The Arm”. Ide di balik desain program Outward Bound adalah bahwa dengan seringnya menciptakan serangkaian pengalaman hidup baru maka keyakinan diri dan kemampuan anak – anak muda dapat ditingkatkan. Filsafat Hahn berkisar pada pentingnya membantu siswa dalam menemukan kemampuan mereka yang sebenarnya melalui sebuah tantangan yang akan membantu mereka meningkatkan kapasitas dalam dirinya.

Satu hal yang menarik adalah Hahn sangat bertanggung jawab sebagai seorang pendidik untuk mendorong dan mendukung siswa. Sebagai kepala atas semua guru dan instruktur mengatakan :  “ Siswa yang gagal untuk mencapai puncak potensi adalah merupakan kegagalan guru – dan  bukan siswa ”. Berangkat dai filosofi “ Tantangan Demi Pengembangan”,  bahwa Outward Bound adalah tentang melatih pikiran melalui tubuh, dengan pengalaman menantang dalam experential learning sehingga setiap siswa diharapkan mampu mengembangkan inner strength, character and resolve. 

Berbagai istilah ditawarkan oleh event manajement seputar program-program pilihan dalam dunia training alam bebas (outbound / outwardbound)/kepemimpinan di alam terbuka seperti outbound/outwardbound, team building program dan motivation program, capacity building dan masih banyak istilah apapun penamaan program lainnya. Pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu melatih kepemimpinan melalui berbagai jenis permainan yang menyenangkan di luar kegiatan rutinitas keseharian, baik dalam ruangan (inbound) maupun di luar ruangan (outbound).


Sayangnya dalam perkembangannya di Indonesia baik itu diselenggarakan oleh Lembaga Pemerintah maupun Lembaga swasta atau event manajement menjaadi kurang bermakna dengan mengesampingkan filosofi dasar yang antara lain; penciptaan suasana yang berbeda dengan kegiatan rutinitas, fasilitas dan fasilitator atau instruktur yang berkompeten. Dan tidak kalah pentingnya adalah evaluasi akhir dari kegiatan itu dilaksanakan.

Untuk menjadikan kegiatan program team building atau apalah namanya; paling tidak ada 3 (tiga) tahapan pelaksanaan; yaitu :

  1. Tahap Pengenalan
Kegiatan diawali dengan Pembentukan kelompok ; forum ini diharapkan adanya perasaan atau persepsi yang sama dalam memenuhi kebutuhan baik kebutuhan sendiri maupun kebutuhan kelompok, agar timbul keinginan / motivasi untuk memenuhinya, dengan membentuk sebuah kelompok. Memilih dan Menentukan kedudukan dan fungsi masing- masing anggota tak jarang terjadi konflik, namun itu merupakan dinamika sesaat setalah itu timbul kesadaran pentingnya kelompok yang pada akhir timbul kesadaran bersama. Tahap ini biasanya  juga disebut  Dinamika kelompok.  Kegiatan dinamika kelompok ini dilakukan, antara lain :
  1. Mengenal lebih dengan sesama teman dalam kelompok
  2. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
  3. Memudahkan pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah
  4. Mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efisien. 
  5. Membagi pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian.
  6. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan memungkinkan setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat
Jenis permainan pada tahap ini antara lain;
  1. Perkenalan
  2. Pecah Balon
  3. Mutiara Dalam Guci
  4. Menggambar rumah
  5. Mengambar Wajah
  6. Menggambar bersama
  7. Lingkaran berbelit
  8. Bermain Tali
  9. Bercermin
  10. Rantai Nama
  11. Bernyanyi
  12. Dan masih banyak lagi, tak bisa disebut satu persatu dengan berbagai modifikasi sesuai waktu dan kebutuhan peserta.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap Pelaksanaan ini pemilihan satu atau penggabungan sejumlah permainan secara berurutan yang dapat menguji kemampuan kepemimpinan, kerja sama kelompok, motivasi dan keberanian mengambil keputusan termasuk resiko yang dihadapi serta  prediksi keberhasilan yang akan dicapai yang dapat dievaluasi baik evaluasi individual maupun evaluasi kelompok. Oleh karena itu biasanya  pilihan  jenis permainan berhubungan dengan  keberanian, ketangguhan fisik dan mental misalnya, hicking /cross country dengan sejumlah simulasi dalam perjalanan yang setiap saat dapat dievaluasi,   dirangkai dengan kegiatan dan permainan panjat tebing/turun tebing, rafting, menyeberangi jembatan sedapat mungkin melibatkan unsur lingkungan alam, pedesaan/persawahan, pegungungan, sungai. Dan tidak kalah pentingnya adalah seberat apapun permainan itu yang tidak kalah pentingnya adalah menyenangkan dan  kegembiraan dari setiap peserta.

3. Tahap Evaluasi

Diakhir kegiatan ada bentuk evaluasi yang memungkinkan bagi setiap peserta mengetahui kekurangan dan kelebihan masing masing, sehingga ketika kembali bertugas ditempat kerjanya ada perubahan yang berarti bagi organisasi. Evaluasi ini bisa dilakukan dengan sederhana maupun cara detil dengan menggunakan alat test psikolgi.

Dari tiga tahapan, tentu diperlukan seorang instructur / pelatih yang berpengalaman secara teoritik dan praktik, dan lembaga penyelenggara yang berkompeten, agar tujuan outwordbound dapat dicapai.

THANK YOU REKAN
Soeroto
Alumni TOT Outwordbound Diklat Kemendagri
Yogyakarta  2002.
soeroto1@yahoo.com


Sabtu, 30 Maret 2013

RAPAT RAPAT


MENGELOLA RAPAT

Kadang kita menganggap sepele ketika melaksanakan rapat, tidak jarang masih banyak rapat yang dilakukan oleh beberapa kelompok masyarakat atau instansi tidak fokus, bertele-tele, memakan waktu panjang, hasilnya tidak optimal, pesat DH Lawrence " Jika hal itu tidak menarik bagi Anda, jika sama sekali tidak menyenangkan, jangan lakukan itu"
Rapat merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan dari sekumpulan manusia dalam beragam organisasi, lembaga, komunitas, dll untuk menyelesaikan masalah bersama. 
Pernakah kita merasakan dalam suasana rapat yang membosankan, pembahasan tema kesana kemari, waktunya molor panjang, hasilnya gak jelas dan celakanya lagi penyelenggara mengulang kegiatan itu beberapa kali pada kesempatan lain. 
Bagaimana pelaksanaan Rapat dapat optimal :
1. Langkah Pertama : Buatlah Peta Pikiran seperti yang diajarkan Tony Buzan, Joyce Wycoff :
2. Langkah Kedua : 
Uraikan mind map tersebut kedalam tulisan, laporan atau telaah staf antara lain;
Temu kenali maksud dan tujuan rapat, sadarilah bahwa setiap orang menghadiri rpat dengan membwa gagasan, pendapat, praduga dan rencana tersembunyi. Mengeluarkannya secara terbka di awal rapat memungkinkan hasil kerja yang lebih nyata. Apabila rencana tersembunyi tidak segera disampaikan di awal rapat, al ini akan menjadi penghalang kemajuan rapat. Pilih satu tujuan sebagai fokus rapat. Sebelum memulai rapat maka tujuan harus terumuskan secara spesifik, dan akan lebih baik ditulis. Semakin konkret tujuan rapat dirumuskan maka akan semakin menjaga agar pembahasan fokus pada tujuan rapat tersebut. 
3. Langkah Ketiga :
Perencanaan yang seksama akan menjadikan rapat leih produktif dan membuat orang bersemangat untuk berperan serta di dalamnya. Unsur unsur rapat yang perlu mendapat perhatian antara lain : Peserta; Waktu; Agenda; Lokasi; yang pelaksanaannya meliputi :
Manajemen Keputusan. Perlu diketahui bahwa keputusan perlu komitmen dan dokumentasi, sebab tidak jarang orang yang menjalankan rapat mungkin mendengar satu suara yang setuju dengan suatu keputusan, lalu menganggap semua peserta telah setuju;
Identifikasi kebiasaan kesalahan dan kekuaran dalam rapat yang terjadi dalam rapat.
Sediakan banyak waktu untuk untuk sebanyak mungkin mendengarkan setiap orang
Jangan lupa catatan catatan kita rapat berlangsung sekaligus membuat notulen rapat kemudian buat mind map rapat dan tuangkan dalam bentuk tulisan sebagai laporan.Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan soal penyelenggaraan rapat walau nampak sepele dan remeh mungkin perlu.
Sumber :
Tony Buzan : Gunakan Kepala Anda/Teknik Berfikir, Belajar dan Membangunkan Otak;
Joyce Wycoff : zMenjadi Super Kreatif melalui metode Pemetaan Pikiran

Senin, 18 Maret 2013


Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranaya
Bebadra = Membangun sarana dari dasar
Naya = Nayaka = Utusan mangrasul
Artinya : Mengembani sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia
Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranaya
Bebadra = Membangun sarana dari dasar
Naya = Nayaka = Utusan mangrasul